BODYKU YANG SUPER SEXY ENAK DIPERKOSA DENGAN NIKMAT, Hasrat-Bispak63 Lebih dari tiga tahun saya bekerja selaku pembantu rumah tangga, majikanku ini tersohor kaya dan baik manalagi ia yakni kades serta ditakuti oleh orang-orangnya, majikanku ini yang memiliki nama Bapak Dimas, sepanjang bekerja di tempat ini saya rasakan nikmat tidak nikmatnya jadi pembantu, serta momen sepanjang tinggal di sini saya pernah ditiduri.
Malam itu sangatlah panas sekali saya pengin tidur saja sulit selanjutnya saya bukalah jendela kamarku agar anginnya masuk ke kamarku dan saya berpindah baju dengan daster tipis saya mennyalakan kipas anginnya baru saya dapat tertidur nyenyak. Yang membuat saya kebingungan pada saat itu saya justru punya mimpi dengan pengemudi pribadinya Bapak Dimas.
Namanya Pak Aris dalam mimpiku ia mendaftarngiku serta memegangku tiada pakain dan telanjang keseluruhan, meskipun umurnya yang telah tua tetapi tubuhnya itu yang kekar seperti orang rata-rata fitnes, beliau miliki tubuh yang kekar dan berotot.
Serta yang membuatku geli ialah buah terong yang menggantung cantik di pangkal pahanya. Ih, demikian menggemaskan.Pelan-pelan beliau dekatiku serta langsung meremas remas buah dadaku yang sudah terbuka bebas.
Tidak tahu mengapa belaian Pak Aris berasa demikian fakta, seperti bukannya dalam mimpi. Bahkan juga waktu bibir tebalnya mulai melumat kupingku saya sempat tersentak dan perlahan terlindungi dari tidurku. Tapi begitu terperanjatnya saya waktu mengenali apa yang sebetulnya berlangsung.
Rupanya apa yang saya rasakan barusan bukan hanya mimpi. Di mukaku nyatanya betul-betul ada figur Pak Aris yang memegang badanku.Pak Aris! Apa yang Bapak kerjakan? Saya menggerakkan badan Pak Aris kuat-kuat maka dari itu ia terjengkang ke belakang.
Lekas saya tutupi badanku yang rupanya hampir telanjang dengan selimut.Tenang, Lis! Udah lama saya merendam gairahku kepadamu! Kembali Pak Aris coba memeluk badanku. Tapi kembali saya menggerakkan badannya kuat-kuat ke belakang.
Pergi! Gertakku.Atau saya bakal teriak!Silakan teriak! Sia-sia saja kamu teriak. Karena tak kan ada orang yang mendengarmu. Apa kamu lupa, Pak Dimas serta keluarga barusan sore udah pergi ke Bandung untuk berlibur! Menjadi bertambah baik kamu ikuti saja hasratku!Pak Aris tersenyum sinis.
Saya lebih ketakutan waktu Pak Aris kembali dekatiku. Selekasnya saja saya melonjak dari tempat tidur dan coba lari ke pintu dengan keadaan telanjang. Tetapi apes! Saya kalah cepat dengan Pak Aris.
Dalam waktu cepat, dia mencekalku dari belakang serta menjepitkan badanku mengarah dinding. Ke-2 tangannya mencekram kuat lenganku ke atas tembok, dan ke-2 kakinya mengancing kakiku maka saya susah buat bergerak.
Saya berusaha untuk meronta semaksimal mungkin. Tetapi sia-sia, tenaga Pak Aris memang jauh makin kuat ketimbang tenagaku yang cuma seorang wanita. Kian kuat saya meronta, lebih kuat cengkraman Pak Aris di Badanku.
Tolong, Pak! Bebaskan saya! saya menangis serta mengemis ke Pak Aris. Akan tetapi buang waktu saja. Beliau tidak dengarkan perkataanku. Bahkan juga dengan liar Pak Aris menohokiku dengan ciuaman mautnya.
Lambat-laun tanagaku terkuras habis. Badanku jadi lemas. Saya telah tidak dapat lakukan perbuatan apapun kembali. Yang dapat saya kerjakan cuman pasrah serta ikuti peraturan mainnya Pak Aris.Pelan-pelan cengkraman Pak Aris mulai mengendor.
Perbuatannya yang mula-mula kasar mulai melunak dan berganti jadi halus. Bahkan juga saya segera masuk dalam bermainnya di saat secara halus Pak Aris mulai menggesek-gesekkan batan kejantanannya ke atas pahaku.
Saat itu kakiku berasa lemas dan loyo. Saya tidak kuat kembali menyokong berat tubuhku sendiri, hingga saya mulai terkulai. Tetapi dengan gesit, Pak Aris lekas tangkap badanku, mengusungnya lalu membawaku ke atas dipan.
Sekejap tersirat di paras Pak Aris sebuah senyuman kemenangan. Lantas secara lembut dia mulai melumat bibirku. Tidak tahu mengapa saya tidak dapat buat menampiknya. Sampai ada dorongan kuat dari dalam diriku untuk membalasnya lumatannya itu.
Nach, demikian donk Lis! Kalaupun berikut ini kan lebih nikmat! kata Pak Aris puas.Saya tersenyum tersipu-sipu.Bapak betul, barangkali lebih bagus saya mengikuti bapak dari mula barusan. Bahkan, udah lama saya tak memperoleh sentuhan laki laki.
Kembali Pak Aris tersenyum suka.Trus, ngapain kamu barusan pakai coba berontak, Lis?"Barusan saya sekedar terkejut saja. Dibalik performa bapak yang bersahaja, kok teganya bapak coba menyetubuhi saya.
Namun, ah biarlah! Yang pentingkan saat ini saya telah jadi punya Bapak!Kembali Pak Aris mulai mencumbuku. Kecupannya mulai menjalar lewat leherku lalu turun ke buah dadaku. Kumis tebalnya yang kasar sapu kulit dadaku hingga menyebabkan kesan khusus yang makin membuatku terasanya terbang ke angkasa.
Kecupan serta jilatan Pak Aris terus bergerak turun. Sementara tangan kirinya meremas-remas buah dadaku, tangan kanannya tengah repot di pangkal pahaku membikin pilinan-pilinan yang kurasa nikmat.Oh, Pak Aris! Tak boleh siksa saya seperti berikut! rengekku.Pak Aris tidak pedulikan ucapanku.
Malahan dia justru menyibakkan rumput-rumput liar yang merintangi pintu goa darbaku.Wah, Lis! Begitu indah memiaw kamu. Berwarna merah muda dengan baunya yang menyebar. Oh, benar-benar memesona.
Ibarat sekuntum mawar merah yang sedang merekah pada pagi hari. Tentu kamu menjaganya secara baik. Oh, Lis! Saya sukai sekali dengan memiaw yang sesuai ini!Pelan-pelan Pak Aris menjulurkan lidahnya dan sapu permukaan klitorisku.
Berasa kasar, benar-benar. Namun nikmat!Ayolah, Pak! Ouhh, saya sudah tak tahan kembali. Saya lagi mengemis ke Pak Aris. Tapi ia selalu permainkan emosiku. Selanjutnya saya cari ide lain.
Saya coba menggerayangi badan kekar Pak Aris sekalian menginginkan buah terong yang menggantung di pangkal pahanya.Dan tidak sulit untukku untuk mendapatkan buah terong sebesar itu. Secara halus dan manja, saya mulai mengocak tangkai kont*l Pak Aris dibarengi dengan pijatan-pijatan yang membuat beliau merem terbuka.
Perlahan-lahan saya membantu kont*lnya ke arah memiawku yang telah basah. Tetapi dengan nakal, Pak Aris cuma tempelkan dan menggesek-gesekkan ujung kepala kont*lnya di atas bibir vaginaku.
Berasa geli, memeng. Tetapi kesan yang saya rasakan berasa sangat nikmat. Belum sempat saya merasai yang semacam ini.Oh, Pak Aris! Ayolah.saya sudah gak tahan kembali, cepat memasukkan donk!Saya sudah tidak dapat tahan ditangani begitu.
Perlahan-lahan saya meningkatkan bokongku ke atas untuk menyongsong kejantanan Pak Aris yang telah ngaceng. Selanjutnya saya menghimpit bokong Pak Aris ke bawah biar kont*l itu dapat masuk dengan prima.Narasi Sex Setubuhi,Narasi Asusila gagahi,Cerit ngentot Cabuli,Narasi Porno tiduri,Narasi Hot Tiduri,Cabuli Kesenangan
Aaarrrghhh! saya menjerit kecil saat tangkai kont*l Pak Aris yang besar itu tembus lubang vaginaku. Sebelumnya berasa geret serta perih, sebab ukuran k*ntol Pak Aris benar-benar besar dan panjang apabila diperbandingkan dengan punya suamiku.
Tapi selesai buah terong itu terbenam sesaat dalam lubang vaginaku, rasa perih itu perlahan-lahan berganti jadi rasa nikmat.Pelan-pelan Pak Aris mulai mengayunkan bokongnya naik serta turun.
Hooohh.., Pak! Ssstt, sedap Pak! saya jadi bicara tidak karuan.Mari, Lis!Goyangkan pula pan..tatmu! Ooohhh!Saya mengikuti kata Pak Aris. Kucoba buat ikuti irama serta beberapa gerakan nikmat yang sudah dilakukan Pak Aris.
Gesekan-gesekan lembut di antara tangkai kont*l Pak Aris dengan dinding vaginaku berasa nikmat.Ohhh, Lis! Yabegitu! Terusgoyangkan bokongmu! Uuuhh, oohh, yes!Pak Aris terlihat demikian nikmati permainan kami.
Kusaksikan parasnya menengadah dengan mata terpejam, seakan menghayati sedotan dari vaginaku. Adakalanya dari bibirnya kedengar lenguhan dan desisan kepuasan.Aku juga pun nikmati sikatan-sodokan baik tangkai k*ntol Pak Aris.
Bahkan juga saya memegang badan kekar Pak Aris dengan kuat. Seakan tidak ingin stop dari permainan itu. Keringat mengucur deras lewat pori-pori badan kami, maka dada bagian Pak Aris yang dengan bulu halus nampak cemerlang sebab basah oleh keringat.
Saya tak mengira, nyatanya di umurnya yang gapai 1/2 zaman itu, Pak Aris masih punyai stamina yang sempurna. Hingga saya kelabakan hadapi goyangan serta sikatan mautnya.
Sampai pada akhirnya saya rasakan ada suatu yang berdenyut dari dalam rahimku.Ooohh, Pak! Saya, pengen ke..luar!Ssshhhtt, Arrhhhggg! Saya tidak kuat kembali menghentikan suatu yang menyudutkan keluar dalam rahimku.
Tapi Pak Aris masih juga mengayunkan kont*lnya masuk keluar dan menusuk-nusuk goa darbaku. Serta sesaat lalu, saya pula merasai tangkai k*ntol Pak Aris mulai berdenyut dalam vaginaku.
Hingga selanjutnya.Aaaoouuhhh, Lis! Nikmat bangeet!Cairan putih kental menyemburkan deras dari ujung tongkol Pak Aris. Pak Arispun lalu jatuhkan diri ke segi badanku. Napasnya nampak tersengal serta dilihat kecapean.
Oh, Pak Aris! Bapak memang sungguh luar biasa. Udah lama saya tidak merasai nikmat sesuai ini. Terima kasih ya Pak! Saya merengkuh badan Kekar Pak Aris.Kusandarkan kepalaku di dada sektor Pak Aris sembari mengelus-elus bulu-bulu halus yang berbaris rapi hingga ke pangkal pahanya. Secara halus juga Pak Aris membelai rambutku yang sedikit oleh keringat. Ah, nyatanya ditiduri itu tak selama-lamanya tidak nikmat. Ini kali malahan saya berharapnya kembali.

