CERITA DEWASA META SEMOK GELISAH DIGAULI DUA SUAMI TEMAN ARISAN

CERITA DEWASA META SEMOK GELISAH DIGAULI DUA SUAMI TEMAN ARISAN


CERITA DEWASA META SEMOK GELISAH DIGAULI DUA SUAMI TEMAN ARISAN, Hasrat-Bispak63 Sesudah demikian lama saya lalui hidup dengan 2 orang suami disisiku dan sudah banyak kesenangan duniawi yang saya capai, selanjutnya ada pula rasa risauku. Hati was-wasku muncul bila terlebih Duta hadir dari Jakarta tengah saya tidak dapat melayaninya di dipan karena kodratku sebagai wanita yang perlu terima tamu"jepang", saya berasa bersalah sekali.


Tengah Mas Pujo sebab setiap hari ada disisiku saya tidak berasa demikian kebeban dengan rasa bersalah. Sesungguhnya kekeduanya cukup sabar dan memahami kondisiku, juga Mas Pujo dengan suka-rela mengalah buat berikan peluang di Duta memberikan kepuasan dianya"meniduri" diriku jika Duta ingin pergi cukup lama, kebalikannya demikian pula jika Mas Pujo ingin dinas luar. Ada impianku untuk mendapatkan substitusi peranku menjadi isteri untuk mereka berdua masa-masa tamu"jepang" itu hadir. Impian itu demikian besarnya tekan jiwaku lantaran didorong rasa sayangku di ke-2 nya.


Sesudah mengangsung baik-buruk serta untung rugi, jalan buat merealisasikan impianku itu selanjutnya ada. Secara kebenaran saya lagi ikuti arisan ibu-ibu yang teratur dikerjakan tiap-tiap bulan di kantor suamiku. Umumnya selaku isteri bos saya lumayan melindungi jarak dengan ibu-ibu lainnya, namun tidak tahu sesudah hadirnya Duta saya menjadi lebih PD serta dekat dengan mereka. Salah satunya ibu yang turut arisan teratur itu ialah isteri seseorang eksekutif menengah, kami memamggilnya Bu Jhoni(nama kedok suami). Wanita turunan Manado dengan Madura kulitnya tidak putih seperti wanita Manado umumnya namun jadi dekati mulato tetapi kelihatan bersih serta kemel, tingginya kurang lebih 165 cm, dan bodinya cukup ramping walaupun sudah punyai anak dua orang. Yang spesial sesungguhnya wujud perutnya yang rata terpenting sisi bawah pusar tidak seperti wanita yang sudah punyai anak saja dan umurnya baru 35 tahunan. Ia termaksud tak elok namun ayu dadanya lumayan besar jika disaksikan di luar sampai bertambah besar dari ukuran saya. WAJIB 4D

"Mbak Rien saat ini makin segar lho.?" bisiknya satu saat ditengah-tengah acara arisan yang berisik oleh suara ibu-ibu.


"Ah jeng Meta (kedok) ini dapat saja, Mbak dari dahulu kan begini-begini saja to." jawabku walaupun ada rasa GR pun dalam hati.


"Betul lho Mbak, Mas Jhony saja kerap tanggapan jika dikantor ini Mbak tergolong orang masih yang semlohai (semok molek aduhai) kendati udah berusia" terusnya.


"Itukan bisa-bisanya Dik Jhony" jawabku sekenanya.


"Tetapi betul lho Mbak, apa sich resepnya? Mbok saya diberitahu jamunya" bisiknya minta.


"Aa.. H jeng Meta ada saja, kelak kalaupun Mbak kasih tahu pula sia-sia wong gak dapat disebarkan" jawabku sembari ketawa.


"Yang betul Mbak..? Apa sich Mbak saya kok ingin tahu" ubernya.


"Betul ingin tahu..?"


"Ya.!"


"Minum Air liur burung" bisikku sembari merapat ke telinganya.


"Burung apa Mbak" kejarnya ingin tahu.


"Burung.. Burungnya Mas Pujo" bisikku kubuat serius.


"AH! Mbak guyon!"


"Benar jeng, ini benar lho jeng" jawabku.


"Itukan biasa Mbak"


"Biasa bagaimana, bila sekadar ML lagi usai ya biasa jeng namun ada metodenya" jelasku.


"Jeng Meta ML dengan Dik Jhony berapakah kali 1 minggu?" lanjutku.


"Sangat sekali ya terkadang 2x Mbak" jawabannya.


"Kalaupun ML apa yang jeng Meta kerjakan?" tanyaku kembali.


"Ya biasa Mbak bercumbu terus gitulah..! Lagi usai ya telah demikian saja" jawabannya.


"Lho ya telah bagaimana to jeng, harusnya kan ada pemanasan, permainan lagi pendinginan serta apa jeng Meta selalu bisa capai pucuk?"


"Itu dia Mbak persoalannya, saya kerap ditinggalkan menggantung" jawabannya sembari menerawang.


"Selalu"


"Ya bila sudah demikian amat saya yang gelisah serta rata-rata sekedar dapat mengeluarkan ke tugas rumah Mbak" terusnya.


"Nach itu jeng pembedanya, Mbak dengan Mas Pujo terus pucuk juga berulang-kali lho" jawabku.


Kusaksikan parasnya tampak kagum serta terlihat rasa mau taunya yang terpancar dari matanya.


"Jeng ML itu kalaupun dikerjakan secara benar serta suka cita dapat membikin kita tahan lama muda, sebab kerja hormon-hormon pada badan kita jadi maksimum" lanjutku mengatakan bak seaorang dokter.


"Oooh itu to Mbak rahasianya..!" nyinyirannya.


"Maka dari itu saya katakan, kendati Mbak kasih tahu kan jeng Meta belumlah tentu dapat.. Bahkan juga.." jelasku menyengaja memancing reaksinya.


"Bahkan juga apa Mbak.?" Tanyanya gak sabar.


"Bahkan juga jika jeng Meta Mbak suruh belajar sama Mas Pujo  belumlah tentu pengin" lanjutku sembari berbisik.


"Ahh Mbak" jawabannya sekalian mencubit lenganku.


Narasi kami usai dengan selesainya acara arisan, saat sebelum pergi Meta sempat berbisik kapan saja ingin diskusi kujawab ya kapan pun. Juga kubisiki kelak belajar langsung saja ama Mas Pujo.


1 minggu seterusnya saat itu jam 19.00 malam, Duta baru tiba dari Jakarta sedang saya kembali ada tamu jepang jadi saya berniat berikan blowjob Duta lagi Mas Pujo masih ogah-ogahan didekat kami berdua, mendadak telpon berdering, karena saya serta Duta hampir sudah telanjang jadi Mas Pujo yang membawa telpon.


"Halo selamat malam" salam Mas Pujo, saya gak tahu apa jawaban disamping sana, namun,


"Ya betul, ingin bercakap dengan Mbak Rien..? Sekejap ya, dari siapa? Meta! Oh jeng Meta, Meta Jhony?" bertanya Mas Pujo, dengar itu saya bangun, Duta terpaksa sekali membebaskan pelukannya padaku. Sebetulnya jalan cerita ini saya yang buat, lantaran saya mau Meta bisa main kerumah maka kuminta Mas Pujo memberikan tugas Jhony keluar kota buat supervisi sepanjang tiga hari.


"Halo jeng Meta kok tumben nelpon malam-malam" sapaku mulai perbincangan.


Kami bicara panjang lebar hingga kemudian menyentuh perbincangan kami di arisan dahulu. Kuulangi tawaranku untuk belajar pemanasan dengan Mas Pujo, atau menyaksikan saja kami yang mengimplementasikannya berdua. Meta ingin tahu saat saya dan Mas Pujo ingin bercinta disaksikan seseorang, kujawab jika saya cuman dapat kalaupun orangnya itu Meta, lain tak lagian hanya sekedar beberapa cara pemanasan. Meta ternyata mulai panas selanjutnya kuulangi kembali tawaranku serta jawabnya.


"Iya Mbak BT nih anak-anak udah pada tidur, Mas Jhony dinas luar" jawabannya.


"Ya telah to main saja ke rumah, kami semua tengah gak ada kesibukan kok lagian masih sore" jawabku.


"Tetapi Mbak,"


"Apa?"


"Saya malu sama Mas Pujo,.." jawabannya.


"Gak pa-pa kami hanya berdua kok, tidak boleh cemas kelak pulangnya kami antara" jawabku.


"Oke Mbak tetapi janji lho.. gak perlu dipraktekin sama saya.." pintanya akhiri perbincangan.


Selanjutnya kami tutup penuturan, rumah Meta lebih kurang 15 menit dengan naik kendaraan. Kuminta Duta bersabar serta bersembunyi di kamar sementara saya dan Mas Pujo yang hendak terima Meta. Ide ini pernah kuutarakan awalnya sama suami-suamiku. Kurang lebih 25 menit kami tunggu ada orang menekan bel pintu pagar, Mas Pujo yang ketika itu sekedar gunakan piyama tanpa ada dalaman yang membuka pintu.


"Malam Mbak," sapa Meta demikian masuk pintu rumah dibarengi Mas Pujo.


Meta gunakan busana rada ketat maka dari itu dadanya yang membusung tampak kabur namun saya sangat percaya lelaki mana pun dapat ingin tahu mau tahu didalamnya, terlebih dengan kancing depan serta belahan dada yang rada kebawah lagi bawahan dia gunakan celana jean kelihatan seksi sekali pantatnya.


"Malam, wah.. Jeng Meta gak nyagka lho kalaupun dapat main kerumah gak kesasarkan?" tanyaku.


Sesudah mempersilakan Meta duduk kami bercakap ngalor-ngidul sampailah selanjutnya menyentuh problem dipan, Mas Pujo bisa menyaksikan ekspresi muka Meta yang jemu tahu kalaupun dia memulai kepancing birahinya. Sebab perkataan kami yang menggairahkan saraf telinga Meta serta kami tidak menjelaskannya secara vulgar, tiada berasa jam tunjukkan angka 9 malam, Meta risau.

CERITA DEWASA META SEMOK GELISAH DIGAULI DUA SUAMI TEMAN ARISAN

"Mbak udah malam nih Meta ingin berpamitan" pintanya tetapi matanya kelihatan sayu.


"Tidak boleh dahulu tuturnya ingin belajar rahasianya Mbak" jawabku sembari melihat Mas Pujo penuh makna. WAJIB 4D


"Ah Mbak.. Malu ah sama Mas Pujo"


Saya dekati Mas Pujo serta kucium ia dibibirnya denga mesra serta halus.


"Tidak pa-pa kan Mas?" pintaku Mas pujo menganggangguk sembari merengkuhku, kami berciuman, serta sama sama raba di muka Meta, sementara Meta kusaksikan merah padam parasnya lihat bab kami, meski begitu saya mengerjakannya secara lembut serta berhati-hati sekali.


"Seperti inilah kami melakukan jeng," kataku mengatakan seperti dosen saja.


"Ah.. Mbak, Meta jadi kebingungan nih.., Meta pulang saja ya Mbak" pintanya tetapi tidak bergerak.


"Ayolah.. gak pa-pa" kami berangkulan dekati Meta yang mulai seperti cacing kepanasan. Mas Pujo tahu situasi lekas merapat maka dari itu duduk bersebelahan di sofa panjang yang ditempati Meta, terus digenggamnya ke-2  tangan Meta, Meta menunduk malu.


"Mbak.. Tetapi cu ma se ba.. tas metode pemanasan saja lho Mbak" pintanya sembari menyaksikanku.


"Ya, Mas cuman bakal menunjukkan langkah pemanasan saja sama jeng Meta" jawab Mas Pujo sabar.


Perlahan-lahan disentuhnya dagu Meta dipandangnya matanya dalam-dalam penuh hati, memperoleh perbuatan begitu dari Mas Pujo Meta pejamkan mata, perlahan-lahan Mas Pujo mencium bibirnya tanpa ada melumatnya. Ahh! Meta mendesah, diulangnya ciuaman itu oleh Mas Pujo dengan tempelkan bibirnya rada lama, Meta mulai bereaksi dengan mengulum bibir Mas Pujo serta Mas Pujo mulai tingkatkan laganya, tangannya berganti ke bawah ketiak Meta serta tarik badan Meta kepelukannya. Seluruhnya dijalankan di sofa area tamu, sembari duduk bedempetan.


Mas Pujo mulai meraba dada Meta yang membusung, dan Meta mulai mendesah-desah mereka masih berciuman sama-sama lumat dan sama-sama hirup (kepentingan bersilat lidah memanglah Mas Pujo begitu pandai). Sehabis nyaris sepuluh menit mereka sama sama raba Mas Pujo menambah laganya dari meraba sisi luar lagi melepaskan kancing atas busana Meta jari-jari tangannya mulai menyisir tepian BHnya tuju ketengah. Meta melenguh seperti sapi disembelih demikian tangan Mas Pujo mancapai putingnya serta menjepinya dengan 2 jemari. Dalam pada itu mulut Mas Pujo mulai menjalar ke bawah ke belahan dadanya yang sekal.


Tanpa diakui Meta tangan kanan Mas Pujo udah menyusup ke punggung Meta serta membebaskan kait BH Meta jadi tampaklah buah dada Meta yang kuat serta melawan, tanpa ada buang peluang langsung Mas Pujo melumat putingnya. Meta mulai tak bisa menahan diri, ia lupa dengan janjinya sendiri, tangannya secara reflek menggerayang sisi depan Mas Pujo dan memulai melaksanakan pijatan-pijatan lembut mulai dada, pusar dan lurus ke bawah pusar. Tanpa menampik Mas Pujo justru memberinya peluang di Meta menyorongkan tubuhnya, sekalian mulutnya masih bergelayut di puting Meta, namun tanggannya sudah memulai menarik resleting celana jeannya. Meta gak henti-henti mendesah, perlahan-lahan saya ke sakelar lampu kukecilkan maka dari itu keadaan terlihat redup dan tambah romantis.


Meta udah melempengkan kakinya di sofa sembari kepalanya bersangga pada tanganan sofa, sementara tinggal kenakan CD warna merah, Mas Pujo belum melepas piayamanya dengan status di atas Meta tetapi batangnya udah kelihatan mengacungkan karena diurut-urut Meta. Perlahan-lahan Mas Pujo menggigit tepian CD Meta serta menariknya kebawah maka dari itu bugil Meta masih tenang sebab barangkali menyaksikan Mas Pujo tak melepas piyamanya. Mas Pujo mulai mejilati perut Meta turun menuju pusar terus menciuminya serta meleletkan lidahnya kebawah mencium rambut kemaluan Meta, ditangani demikian Meta meracau gak karuan.


"Aduh Mas.. Mbak Meta tidak tahan.. oh Mas Pujo"


Saya memberikan code di Duta, waktu itu Mas Pujo udah memasukkan parasnya di selangkangan Meta, menjilat-jilati klitoris Meta, Meta dengan status buka ke-2  pahanya pinggulnya tertahan pegangan bangku maka dari itu saat ini kepalanya ada di bawah. Dengan status ini karena itu nampaklah gundukan bukit venus yang elok dan merekah merah hingga mempermudah buat penetratif.


Perlahan-lahan Mas Pujo mundur serta Duta yang udah telanjang bundar maju dengan palkon siap serbu, Meta masih terbenam dalam keasyikan yang didapatkannya nyaris satu jam dicumbu Mas Pujo, tak mengira jika ada pertukaran status di bawah. Duta langsung mengenggam palkonnya dan arahkan ke lubang surga Meta, dengan tepat Duta menghentak serta bles..!


"Ahh Mas saya tak mau.. tidak ingin" sekalian meronta namun sekencang kilat saya membelai serta mengulum putingnya, tengah Duta langsung menutup kaki Meta karenanya Meta cuman dapat mendesis dan pengen berontak tetapi sebab gempuran rasa nikmat yang gemilang dia cuma menggeleng-gelengkan kepalanya.


"Ahh Mbak.. Mas.. Kalian nakal aduhh.. Oh.. Mengapa ini ohh.. Ohh.. Mbak saya tidak tahan.. Gak ta.. Hhaan.."jerit Meta sekalian melafalkanng napasnya mengincar semuanya otot-otot tubuhya meregang penanda orgasme hingga.


Duta menyamai dengan kocokan-kocokan perlahan-lahan dan teratur juga dibiarkannya Meta nikmati orgasmenya yang pertama-tama yang nyaris membuat tidak sadar diri. Seusai napas Meta aga teratur perlahan-lahan Duta mulai memompa sebab itu perlahan-lahan Meta mulai buka matanya serta..


"HAAH Mbak kok bukan Mas Pujo..!" teriaknya kuatir sekalian pengin berontak tetapi penguncian Duta dan kocokan-kocokan palkon Duta di memeknya bikin ia tidak mempunyai daya.


"Bagaimana Mbak? Saya tak mau Mbak, saya pengin sama Mas Pujo saja," teriaknya kembali.


"Tenang jeng, tenang..!" kucoba menyantaikannya, sembari kukedipi Mas Pujo buat bersiap menukar statusku.


Mas Pujo merapat serta memulai melumat puting Meta yang sisi kiri sementara tangan kirinya meremas-remas puting yang samping kanan. Memperoleh gempuran terus-menerus dari bawah serta atas Meta jadi naik birahi kembali..


"Ahh.. Mbak, Mas bagaimana ini kok ini to, ahh nikmat Mbak.. Meta gak tahan Mas, marilah terus Mas.. Yang keras.." ceracaunya Meta menyebutng kembali menjejaki orgasmenya yang ke-2 .


Dutapun nampak mulai berkerenyit dahinya serta semakin keras kocokannya, penanda pengin capai orgasme karena itu segera saya ambil sementara Mas Pujo langsung gantikan status Duta mengocak vagina Meta dengan palkonnya tanpa memberikan peluang pada Meta untuk atur napas. Kucium serta kukulum kepala kontol Duta di muka Meta sembari mengocak-ngocok batangnya.. Dan..


Creett.. Crett.. Cret..


Kuminum sperma Duta yang tumpah dimulutku. Meta menyaksikan semuanya sekalian mendelik membatasi nikmat lantaran kocokan Mas Pujo. Seusai nyaris 1/2 jam mereka sama-sama lecut selanjutnya mulai ada sinyal tanda Mas Pujo serta Meta bakal sampai pucuknya serta..


"Aaahh Mas saya gak kuat.. Saya.." demikian teriak Meta menjejaki orgasmenya yang ke-3 . Mas Pujo berikan peluang buat ambil napas sembari kadang-kadang masih mengocak vagina Meta perlahan-lahan.


"Sini Mas.. Sini Mas.." pinta Meta di Mas Pujo sekalian tangannya menggapai-gapai.


Mas Pujo menyudahi kocokannya serta mengambil kontolnya serta menyorongkannya ke dalam mulut Meta, sekalian masih berbaring telentang di sofa dikulumnya kontol Mas Pujo yang udah lebam dan berenyut-denyut. Selanjutnya.. 


Crett.. Crett.. Crett


Muncratlah sperma Mas Pujo di mulut Meta, Meta menelannya sembari membeliakkan mata, barangkali belum biasa tetapi lalu dijilatinya beberapa sisa sperma diujung kontol Mas Pujo.


Sesudah itu mereka bertiga istirahat mengontrol napas, sembari nikmati beberapa sisa orgasme yang mereka alami.  Meta mengerling padaku. Saat itu udah jam 11-an malam.


"Mbak Rien nakall..!" rengeknya manja, sekalian memukul bahuku.


"Lho kan jeng Meta sendiri yang keterusan.." jawabku.


"Ahh Mbak ni lho, Meta jadi malu ama Mas Pujo.. Eh.. Mas yang satu siapa Mbak?" tanyanya sembari mengerling ke Duta.


"Adiknya Mas Pujo! Duta" jawabku.


"Jeng Meta ingin pulang..?" tanyaku kembali.


"Ya dech Mbak, telah malam nih kelak anak-anak cari" jawabannya.


Saya dan Duta mengantarkan Meta pulang tengah Mas Pujo nanti rumah, di jalan Meta mengucapkan terima kasih sama Duta, tuturnya anyar kali inilah alami multiorgasme yang sekian lama ini cuma keinginan saja. Meta bahkan juga berani mencium Duta di depanku waktu dia turun dari mobil. Sehabis membawa Meta pulang saya mendapatkan kecupan spesial dari Mas Pujo serta Duta tukasnya mereka tidak pernah mengandaikan wanita lain sejauh ini lantaran sesungguhnya sejauh ini mereka telah terasa cukup hanya dengan serviceku. Tetapi kehadiran Meta membikin mereka jadi berbahagia. Dan sepanjang 3 hari mereka berdua terus bisa memberi kepuasan Meta juga saat hari diakhir Meta memohon nginap di rumah serta mereka main hingga sampai 4x. Jadi isteri saya selalu was-was lihat keperkasaan mereka berdua, tetapi kemunculan Meta bisa sedikit menyembuhkan kegelisahanku.


Pembaca yang budiman hingga sampai sekarang ini nyaris setahun saya Meta, Duta serta Mas Pujo tiada Jhony kerjakan ini. Meta makin rajin memiara dianya dan dia tambah berbinar dia begitu menyukai Mas Pujo biarpun begitu kami seluruh berbahagia. Ada pembaca yang tawarkan kepadaku untuk ML tetapi minta maaf saya gak bisa disebabkan saya cuman dapat untuk Dutaku dan Mas Pujoku, kemunculan Meta sebetulnya tidak mereka harapkan pun namun lantaran sudah telanjur karenanya kami setuju melanjutkan tidak tahu sampai kapan yang pasti kami sama sama menyayangi

Post a Comment

Previous Post Next Post